Monday, 9 December 2024

5 Gaya Mendidik yang Membantu Anak Introvert Tetap Terlindungi dan Bahagia

Tiap anak mempunyai karakteristik unik, oleh karena itu orangtua tak boleh menggunakan metode pengasuhan yang seragam pada seluruh buah hati mereka. Sebagai contoh, gaya mendidik bagi si bungsu pemalu barangkali akan berlainan dibandingkan dengan sang kakak yang gemar bergaul dan bersosialisasi.

Menurut Simply Psychology, Introvert merupakan karakteristik seseorang yang lebih suka menikmati waktunya sendirian guna memulihkan tenaganya. Karena itu, apabila sebuah introvert terlibat dalam interaksi sosial intens dengan banyak orang, hal tersebut dapat menyebabkan kelelahan psikis atau pengosongan energi pada diri mereka.

Inilah sebabnya anak introvert cenderung lebih banyak menyendiri dan pemalas. Di sisi lain, ekstrovert merujuk pada mereka yang mendapatkan kembali tenaganya melalui interaksi dengan orang lain.

Berikut ini adalah beberapa cara tepat merawat anak introvert agar mereka dapat berkembang dan hidup dengan bahagia, Moms. Simak penjelasannya di artikel berikut ya!

Gaya Pengasuhan bagi Anak Bertipe Introvert

Merujuk laman Child Savers dan Little Footprints Berikut adalah beberapa gaya pengasuhan yang dapat diimplementasikan oleh para orangtua ketika menangani anak dengan cenderung ke arah introverasi.

1. Hormati keinginan anak untuk memiliki waktu pribadi

Anak bertipe introvert memperbarui tenaganya dengan menyendiri. Umumnya mereka akan menikmati musik, membaca buku, atau menjalankan hobinya sendirian dan tidak mau terganggu.

Apabila Anda melihat anak kecil tersebut berada sendirian di kamar, terlebih lagi setelah ia bersenang-senang dengan teman-temannya, lebih baik untuk tidak mengganggunya. Izinkanlah dia menikmati momennya dalam kediaman dan ketenangan sehingga energinya bisa cepat pulih.

2. Hadirlah di acara sosial sebelum waktunya

Ketika berencana untuk hadir dalam suatu acara sosial seperti pertemuan keluarga atau pernikahan, lebih baik jelaskan dulu kondisinya kepada anak-anak Anda. Beri tahukan bahwa ada banyak orang yang akan ikut serta sehingga mereka tak merasa terkejut ketika sampai di tempat acaranya.

Di samping itu, dianjurkan untuk tiba lebih cepat agar bisa mempermudah sang buah hati dalam beradaptasi dengan lokasi acara. Kedatanganmu lebih pagi pun akan membantu anak mengatur emosinya sebelum jumlah tamu menjadi terlalu ramai.

3. Jangan bandingkan anak bertipe introvert dengan yang bertipe ekstrovert

Ekstrovert merupakan ciri yang bertolak belakang dengan introvert. Ini menunjukkan bahwa buah hati Anda yang ekstrovert akan lebih sering beraktivitas dan gemar dalam mengembangkan hubungan sosial.

Terkadang, para orangtua cenderung menyukai ketika buah hatinya terlibat secara aktif dan tak jarang mereka tidak sadar sedang membanding-bandingkan antara anak bertipe introvert dengan yang ekstrovert. Akan tetapi, perbuatan tersebut sebaiknya dihindari karena bisa mengganggu rasa percaya diri sang anak bahkan berpotensi menimbulkan tekanan pada si kecil.

4. Hindarilah mendorong anak agar memiliki banyak kawan.

Sebagian besar orangtua cenderung menyukai jika buah hati mereka memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik. Akan tetapi, sebaiknya jangan memaksakan bagi anak bertipe pendiam untuk mengikutinya, karena bisa menimbulkan tekanan pada diri mereka.

Tidak perlu cemas jika anak Anda bersifat introvert dan tampaknya tidak banyak berinteraksi dengan teman-temannya. Biasanya mereka masih akan menemukan beberapa sahabat, namun hanya dalam jumlah terbatas. Ini karena pribadi introvert umumnya merasa puas dengan pergaulan sosial yang sederhana dan intim.

5. Sampaikan kritiknya dengan cara personal

Tak seorang pun anak suka dicemooh di hadapan publik, apalagi anak bertipe pendiam yang lebih condong pada keremisan. Maka dari itu, bila sang buah hati berbuat keliru, hindari langsung memberikan teguran saat dikelilingi banyak orang.

Lebih baik ajak anak bicara satu lawan satu dan jelaskan kekeliruannya menggunakan bahasa yang halus. Cara ini tidak hanya dapat melindungi martabat anak tetapi umumnya juga lebih berhasil dalam mengingatkan mereka akan kesalahan mereka.

Psikolog: Cara Menangani Anak dengan Sikap Kritis